28 November 2008

Nasib Kepiting Yang Marah

Saat itu aku masih sekolah di salah satu STM Negeri di kota kelahiranku : Semarang. Selepas pulang sekolah, aku dan beberapa teman sekelas pergi memancing ikan disekitar pantai Marina Semarang. Kami bawa beberapa peralatan memancing, umpan berupa cacing dan juga apotas yang biasa buat ikan mabok.

Dengan sepeda kami berangkat menuju ketempat yang telah kami rencanakan. Setibanya ditepi pantai kami mulai rame-rame memancing. Waktupun terus berlalu, tapi tak satupun umpan dipancing kami yang termakan ikan. Akhirnya kami putuskan pindah lokasi dan mulai mencari ikan disekitar pantai tersebut yang masih berupa rawa dan bekas tambak yang telah tersapu rob jika air laut pasang. Benar juga kalau disekitar rawa-rawa situ terutama selokan didekatnya lumayan banyak ikannya terutama ikan gabus, mujahir dan sepat. Maka kamipun mulai beraksi memancing ikan-ikan ditempat itu. Karena dengan memancing dapatnya dirasa lama dan sedikit maka kami putuskan mengapotas selokan tersebut. Maka dengan mudah kamipun mengambil ikan yang telah mabok tersebut satu persatu sampai habis hingga mendapat hampir satu ember besar.

Ketika kami masih sibuk mengambil ikan, mataku tertuju pada seekor kepiting besar yang melintas dan masuk kedalam sebuah lubang. Iseng-iseng kami mengambil sebatang bilah bambu kecil yang kebetulan ada disitu , mengikatkan tali diujungnya lalu diujung tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Kemudian kami ayunkan bambu itu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar. Kami mengganggu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak sehingga membuat kepiting itu marah,. Tak lama kemudian kepiting ‘mencengkeram’ batu itu dengan kuat karena merasa terganggu. Lalu kamipun mengangkat bambu dengan ujung tali yang masih tergantung seekor kepiting gemuk yang sedang marah. Dengan mengayunkan secara perlahan bambu itu kami masukkan kepiting itu kedalam kantong kresek yang telah kami siapkan.

Sesudah itu kami bergegas pulang karena hari telah beranjak senja. Sesampai dirumah temanku kamipun mulai mengolah hasil pancingan kami tersebut. Ibu temanku menyiapkan kompor dan alat penggorengan berupa wajan besar yang telah dituang minyak goreng yang mulai panas. Aku dan temanku yang lain membersihkan ikannya. Termasuk kepiting tadi dan terlihat masih saja mencengkeram batu yang kami gunakan untuk menggodanya tadi. Sesudah itu kami celupkan kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut. Seketika Kepiting itu melepaskan gigitan-nya dan tubuhnya menjadi merah. Tak lama kemudian kami bisa menikmati kepiting goreng yang sangat lezat.

Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari satu pengalaman sederhana ini?

Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena : MARAH.

Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, atau bagi yang muslim berwudhu lalu menunaikan sholat sunat. Dengan harapan agar kemarahan anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan anda.

21 Oktober 2008

Sinar Mentari Yang Menyengat

Hari-hari belakangan ini hawa terasa begitu panas. Sinar matahari begitu menyengat. Baik siang maupun malam suasana menjadi gerah. Terutama lagi pada waktu siang. Katanya sih sekitar antara tanggal 20–24 Oktober 2008 adalah saat-saat dimana hawa terasa panas-panasnya. Karena matahari tepat berada diatas kita dalam perlintasannya menuju ke selatan garis equator setelah sebelumnya berada diutaranya. Dan saat ini sedang berada tepat diatas pulau Jawa.

Makanya hawa terasa begitu panas lain dari hari-hari biasanya. Apalagi jika berada diluar dan didalam mobil yang tidak ber AC. Maklum pekerjaannya kebetulan dilapangan keliling dari pelanggan satu ke pelanggan yang lain dengan mobil yang tidak ber AC. Betul-betul sangat menyiksa. Badan terasa dipanggang didalam oven sehingga keringat bercucuran seperti orang mandi. Dan ketika sampai ditempat pelanggan yang ber AC sungguh suatu nikmat yang tidak terkira. Walaupun hanya sementara menyejukkan badan. Dan ketika pekerjaannya ditempat tersebut sudah terselasaikan tak ayal akan berpanas-panas ria lagi.

Semuanya aku lalui dengan biasa dan enjoy aja ( kayak iklan rokok aja he..he..), karena ya mau gimana lagi lha memang pekerjaannya seperti itu. Demi kewajiban dan loyalitas terhadap perusahaan serta kepuasan pelanggan ya semua dilakoni dengan santai saja. Karena teman online saya pernah bilang bahwa jika kita melakukan pekerjaan kita seperti serasa kita bermain maka segalanya akan dapat dilakukan dengan mudah tanpa ada tekanan dan perasaan stress.

Ya semoga saja suasana panas ini cepat berlalu dan kembali ke kondisi normal lagi. Sehingga tiap hari tidak terus-terusan mandi keringat.

21 September 2008

Coretan Pertama

Setelah beberapa waktu mempunyai website dan blog berbasis wordpress, sekarang saya coba membuat blog di blogger. Beberapa website dan blog yang saya punya sebelumnya kebanyakan berisi artikel-artikel dari situs orang lain yang saya tulis kembali karena menurut saya isinya yang menarik dan terdiri dari banyak topik dan bahasan diantaranya tentang bisnis online dan internet marketing . Karenanya saya kumpulkan kembali dalam satu blog agar sewaktu-waktu jika memerlukan referensi bisa langsung mengaksesnya secara online dan tidak hilang terserak.

Nah, khusus untuk blog ini saya akan berusaha mengisinya dengan tulisan saya sendiri. Apa yang ada dalam pikiran dan pengalaman yang saya alami akan coba saya tulis disini. Yah itung-itung belajar mengungkapkan pikiran dan ide saya dalam tulisan.

Sementara itu dulu yah temans yang bisa tak tuliskan saat ini. Tunggu postingan saya selanjutnya.